Pengertian Pakaian
Paling tidak ada tiga istilah di dalam Al-Quran untuk pakaian, yaitu, libas, tsiyab, dan sarabil. Kata libas, ditemukan sebanyak sepuluh kali, tsiyab ditemukan sebanyak delapan kali, sedangkan sarabil ditemukan sebanyak tiga kali dalam dua ayat.
Libas berarti penutup, ya’ni pakaian mempunyai fungsi menutupi apapun yang ditutup. Tetapi, perlu diketahui bahwa ini bukan berarti harus “menutup aurot”, karena cincin yang menutup sebagian jari juga disebut libas. Kata libas digunakan oleh Al-Quran untuk menunjukkan pakaian lahir maupun batin.
Sedangkan kata tsiyab diambil dari kata tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula, atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya. Kata ini, (tsiyab) digunakan oleh al-Qur’an untuk menunjukkan pakaian lahir.
Kata ketiga yang digunakan Al-Quran untuk menjelaskan perihal pakaian adalah saroobil, yang berarti pakaian, apa pun jenis bahannya. Seperti dalam surat An-Nahl [16]: 81), saroobil diartikan sebagai pakaian yang berfungsi menangkal sengatan panas, dingin, dan bahaya dalam peperangan. Dan dalam surat Ibrahim (14): 50 tentang siksa yang akan dialami oleh orang-orang berdosa kelak di hari kemudian: bahwa pakaian mereka dari pelangkin. Dari sini bisa dipahami bahwa pakaian ada yang menjadi alat penyiksa. Tentu saja siksaan tersebut karena yang bersangkutan tidak menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang diamanatkan oleh Allah Swt.[1]
Fungsi Pakaian
Sebagai Penutup Aurot
وَيَا آَدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (۱٩) فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآَتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ (۲۰) وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ (۲۱) فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآَتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ (۲۲)
Surat Al-’Araf (7): 20 di atas menjelaskan peristiwa ketika Adam dan Hawa terbuka aurotnya gara-gara rayuan syetan. Syetan berkata, “Tuhanmu melarang kamu mendekati pohon ini, supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (di surga).” Selanjutnya dijelaskan dalam ayat 22 bahwa: …setelah mereka merasakan (buah) pohon (terlarang) itu tampaklah bagi keduanya aurot-aurotnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga…
Terlihat jelas bahwa awal mula adanya pakaian (pakaian Adam dan Hawa) adalah pakaian yang menutup aurot, artinya, ide dasar dalam berpakaian adalah “tertutupnya aurot“, namun karena godaan setan, maka aurot manusia terbuka. Ini berarti bahwa “membuka aurot” adalah ide setan, dan karenanya tanda-tanda kehadiran setan adalah “keterbukaan aurot”.
Sebuah riwayat yang dikemukakan oleh Al-Biqa’I dalam bukunya Shubhat Waraqah menyatakan bahwa ketika Nabi Saw. Belum memperoleh keyakinan tentang apa yang dialaminya di Gua Hira -apakah dari malaikat atau dari setan, beliau menyampaikan hal tersebut kepada istrinya Khadijah. Khadijah berkata, “Jika engkau melihatnya lagi, beritahulah aku“. Ketika di saat lain Nabi Saw.Melihat (malaikat) yang dilihatnya di Gua Hira, Khadijah membuka pakaiannya sambil bertanya, “Sekarang, apakah engkau masih melihatnya?” Nabi Saw. menjawab, “Tidak … dia pergi.” Khadijah dengan penuh keyakinan berkata, “Yakinlah yang datang bukan setan,…(karena hanya setan yang senang melihat aurot)”.
Sebagai Hiasan atau Penghias Manusia
يَا بَنِي آَدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآَتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آَيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Dalam Al-Quran surat al-A’raf: 26), di atas, menjelaskan dua fungsi pakaian, yaitu sebagai penutup aurot dan perhiasan. “Wahai putra putri Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu pakaian yang menutup aurotmu dan juga (pakaian) bulu (untuk menjadi perhiasan), dan pakaian takwa itulah yang paling baik.
Memelihara manusia dari sengatan panas, dingin dan dari bencana.
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
Dalam al-Qur’an surat an-Nahl: 81) di atas, menyebutkan bahwa pakaian mempunyai fungsi sebagai pemelihara dari sengatan panas dan dingin dan melindungi saat berperang. “Dia (Allah) menjadikan untuk kamu pakaian yang memelihara kamu dari sengatan panas (dan dingin), serta pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan…”
[1]. Quraisy Syihab, Wawasan Al-Quran; Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat. http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Pakaian1 (On Line).
Pengertian pakaian dan Fungsinya
Reviewed by islamiro
on
Maret 30, 2020
Rating: