Zaman kita ini jauh sekali dengan zaman baginda Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Perkembangan teknologi informasi telah banyak menggeser masyarakat ke perubahan-perubahan yang mau tidak mau harus mereka terima, Hadlrotus Syekh Hasyim Asyari dalam Risalah Ahlis Sunnah wal Jamaah mengatakan, bahwa dahulu orang-orang Islam di tanah jawa semua sama baik dalam pemahaman fikih, tauhid ataupun tasawufnya, kemudian pada tahun 1330 H, barulah timbul perbedaan-perbedaan.
Perkembangan teknologi informasi terus berlangsung dan mencapai kemajuan yang signifikan di era ini. Sehingga bisa kita saksikan perubahan besar telah menggerus konstruksi keagamaan yang telah dibangun oleh para pendahulu. Perbedaan dalam memahami teks-teks nash tidak hanya sekedar perbedaan belaka, tetapi telah menjadi gesekan dan perpecahan umat Islam. Bahkan telah menjadi momok persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
Menghadapi zaman seperti ini, Rasulullah SAW telah mewanti-wanti kepada umatnya agar mengikuti as-sawaad al-a’zhom (kaum mayoritas), karena kesepakatan yang mereka buat tak mungkin sebagai upaya penjerumusan umat kepada kesesatan dan kemungkinan kekeliruannya juga sangat kecil.
حدثنا العباس بن عثمان الدمشقي. حدثنا الوليد بن مسلم. حدثنا معاذ بن رفاعة السلامي. حدثني أبو خلف الأعمى قال سمعت أنس بن مالك يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم: يقول إن أمتي لا تجتمع على ضلالة. فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم.
“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisihan maka ikutilah kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham).”
(HR. Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at-Tabrani, al-Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah hadits Shohih)
al-Imam as-Suyuthi menafsirkan kata As-sawadul A’zhom sebagai sekelompok (jamaah) manusia yang terbanyak, yang bersatu dalam satu titian manhaj yang lurus. (Lihat: Syarah Sunan Ibnu Majah: 1/283). Menurut al-Hafidz al-Muhaddits Imam Suyuthi, As-Sawad Al-A’zhom merupakan mayoritas umat Islam.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Atsqolani menukil perkataan Imam Ath-Thabari mengenai makna kata “jamaah” dalam hadits Bukhari yang berbunyi, “Hendaknya kalian bersama jamaah”, beliau berkata, “Jamaah adalah As-Sawad Al-A’zhom.” (Lihat Fathul Bari juz 13 hal. 37). Ibnu Hajar al-Atsqolani pun memaknai “Jama’ah” sebagai As-Sawad Al-A’zhom (mayoritas umat Islam).
Dalam Hadits yang lain disebutkan, Rasullullah SAW bersabda :
لا يجمع الله أمر أمتى على ضلالة أبدا، اتبعوا السواد الأعظم، يد الله على الجماعة، من شذ شذ فى النار.
“Allah tidak akan membiarkan ummatku dalam kesesatan selamanya. Ikutilah As-Sawad Al-A’zhom. Tangan (rahmah dan perlindungan) Allah bersama jamaah. Barangsiapa menyendiri (nyempal), ia akan menyendiri di dalam neraka.” Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu Abbas juz 1 hal. 202 nomor 398 dan dari Ibnu Umar juz 1 hal. 199 nomor 391 (Jami’ul Ahadits: 17.515).
Sementara itu, banyak dijelaskan di dalam kitab-kitab mu’tabaroh, bahwa yang dimaksud as-sawaad al-a’zhom (kaum mayoritas) ini adalah kelompok Ahlussunnah Waljamaah. Seperti disebutkan di dalam kitab Nashoihud Diniyah karya Abdullah ’alawi al-Haddad, Al-Yawaqit wal-Jawahir karya Abdul Wahhab al-Sya’rani, Sullamul Wushul Syarah Nihayatus Suul karya Muhammad Bakhit al-Muthi’i, dan lain-lain.
Penjelasan-penjelasan tersebut bersumber dari hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir juz 8 hal. 273 nomor 8.051. Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan At-Tirmidzi secara ringkas. Juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan rijalnya tsiqoh.” (Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 350 nomor 10.436)
اختلفت اليهود على إحدى وسبعين فرقة سبعين من النار وواحدة في الجنة واختلفت النصارى على اثنتين وسبعين فرقة إحدى وسبعون فرقة في النار وواحدة في الجنة وتختلف هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة اثنتان وسبعون في النار وواحدة في الجنة فقلنا: انعتهم لنا! قال: السواد الأعظم.
“Umat Yahudi terpecah menjadi 71 firqoh, 70 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat Nashoro terpecah menjadi 72 firqoh , 71 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat ini akan terpecah menjadi 73 firqoh, 72 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga.” Kami (para sahabat) bertanya, “Tunjukkan sifatnya untuk kami.” Beliau menjawab, “As-Sawad Al-A’zhom.”
Demikian Rasulullah SAW telah member arahan dan menjamin bahwa mayoritas umat Islam tidak mungkin berada dalam kesesatan, sebagai umat Islam sudah pasti kita wajib iman, percaya dan tidak ada keragu-raguan sedikitpun pada beliau SAW.
Tag :
Belajar Islam