Dan Kami jadikan tidurmu sebagai pelepas lelah bagimu (An-Naba’).
Dengan kata lain tidur merupakan rutinitas harian, juga kebutuhan mendasar dalam hidup. Dengan tidur, otot-otot yang digunakan beraktifitas seharian akan mengalami relaksasi dan sel-sel yang rusak akan mengalami perbaikan. Tidur Rosulullah saw merupakan cara tidur yang sangat baik bagi kesehatan, posisi dan waktu yang beliau pilih untuk tidur sangat bermakna bagi kesehatan.
Ibnu Qayyim berkata, Barangsiapa yang memperhatikan pola tidur Rasulullah dan bangun beliau, niscaya mengetahui bahwa tidur beliau sangatlah baik, cukup dan bermanfaat untuk badan, organ, dan kekuatan.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah, suri tauladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak berdzikir kepada Allah. (QS Al-Ahzab; 33 : 21). Karena tidaklah beliau berbuat atau berbicara karena nafsu ataupun keinginannya sendiri, melainkan atas petunjuk dan bimbingan Allah.
Ibnu Qayyim berkata, Barangsiapa yang memperhatikan pola tidur Rasulullah dan bangun beliau, niscaya mengetahui bahwa tidur beliau sangatlah baik, cukup dan bermanfaat untuk badan, organ, dan kekuatan.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah, suri tauladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak berdzikir kepada Allah. (QS Al-Ahzab; 33 : 21). Karena tidaklah beliau berbuat atau berbicara karena nafsu ataupun keinginannya sendiri, melainkan atas petunjuk dan bimbingan Allah.
Beliau senantiasa bersiwak (menggosok gigi) dan berwudhu’ sebelum tidur. Hal ini diungkapkan dalam hadis shahih dari Imam Bukhari, Dari Al-Bara’ bin Azib ra, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Apabila engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu’lah sebagaimana engkau wudhu’ untuk shalat. Kemudian tidurlah diatas bahumu sebelah kanan”.
Sayyidah Aisyah ra. berkata: “Bila Rasulullah SAW berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya, mulai dari kepala, muka dan bagian depan dari badan. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At-Tarmidzi).
Sayyidah Aisyah ra. berkata: “Bila Rasulullah SAW berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya, mulai dari kepala, muka dan bagian depan dari badan. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At-Tarmidzi).
Dari Ibnu ’Umar, Rasulullah SAW telah bersabda: “Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan suci, maka malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun, niscaya malaikat itu akan berucap ’Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan, karena ia tidur dimalam hari dalam keadaan suci”(Riwayat Ibnu Hiban).
Al-Bara’ bin ‘Azib ra. berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdoa: Robbi qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadaka.” (HR. At-Tarmidzi).
Hudzaifah ra. berkata: “Bila Rasulullah SAW berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdoa: Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa. Dan jika bangun dari tidur, beliau berdoa: Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin-nusyuur” (HR. At-Tarmidzi).
Al-Bara’ bin ‘Azib ra. berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdoa: Robbi qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadaka.” (HR. At-Tarmidzi).
Hudzaifah ra. berkata: “Bila Rasulullah SAW berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdoa: Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa. Dan jika bangun dari tidur, beliau berdoa: Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin-nusyuur” (HR. At-Tarmidzi).
Dari hadits-hadits tersebut dapat di simpulkan bahwa cara tidur Rasulullah saw adalah sebagai berikut,
- Bersiwak (menggosok gigi) dan berwudlu’ sebelum tidur
- Membaca Surat al-Ihlash, al-Falaq dan an-Nas, kemudian ditiupkan pada kedua telapak tangan, lalu di usapkan pada seluruh anggota badan yang bisa di usap
- Berdo’a “Bismika Amutu wa Ahya”
- Tidur dengan posisi miring kekanan, telapak tangan kanan diletakkan di bawah pipi kanan dan hendaknya menghadap ke Kiblat seraya berdoa: Robbi qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadaka.”
- Bangun tidur berdo’a “Alhamdulillaahil-ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin-nusyuur.”
Posisi tidur miring kesebelah kanan, selain bermanfaat bagi pencernaan juga bermanfaat untuk jalan nafas. Sebab tidur miring dapat mencegah jatuhnya lidah kebelakang yang dapat menyumbat jalan nafas. Lain halnya jika tidur pada posisi terlentang maka relaksasi lidah pada saat tidur dapat mengakibatkan penghalangan jalan nafas, penampakan dari luar berupa mendengkur. Orang yang mendengkur mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen malah kadang-kadang dapat terjadi henti nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkan orang yang tidur dengan posisi demikian. Orang tersebut biasanya akan bagun dengan keadaan pusing karena kurangnya pasokan oksigen ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu tidur kita.
Untuk jantung. Tidur miring kesebelah kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya, ini karena posisi jantung yang memang berada lebih disebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan karena darah yang masuk ke atrium juga banyak, sebab paru-paru kanan berada diatas sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.
Dan untuk kesehatan paru-paru, paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan. Jika tidur miring kesebelah kanan, jantung akan jatuh kesebelah kanan, itu tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan besar, lain halnya kalau bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru kiri yang berukuran kecil, tentu ini sangat tidak baik.
Sedangkan menggunakan telapak tangan kanan sebagai bantal, tentu sering kita dengar bahwa posisi leher sangat mempengaruhi kualitas tidur. Leher yang tidak lurus pada saat tidur menyebabkan sakit leher pada saat bangun dan biasanya ini bisa lama sehingga mengganggu aktifitas. Tidur dengan telapak tangan sebagai bantal akan membuat kepala, leher dan punggung tercipta garis lurus.
Demikianlah sedikit dari uswah dan hikmah tidur Rasulullah saw yang saya dapat dari beberapa kitab, buku dan situs-situs lain yang membahas tidur Rasulullah saw. Sebenarnya masih banyak sekali ajaran, anjuran dan uswah dari Rasulullah saw dalam hal ini yang tidak bisa saya tuliskan semua disini, karena menurut hemat saya, apa yang tertulis disini lebih mudah untuk dilakukan oleh orang-orang awam seperti saya. (di sarikan dari beberapa sumber). Waallohu A’lam bis Showab.