Menyamakan sesuatu yang kelihatannya sama, baik kontek dan motifasinya, kadang ditemukan
perbedaannya. Apalagi menyamakan sesuatu yang tidak sama, tentu peluang
perbedaannya bisa sangat banyak. Ada hal-hal yang bisa memicu kemarahan atau
senyuman seseorang yang tidak kita ketahui. Ada hal-hal yang bisa memicu
seseorang berbuat jahat atau berbuat baik yang tidak kita ketahui. Kita hanya
bisa menilai apa yang kita lihat dan kita dengar. itupun punya keterbatasan.
Melihat dan
mendengarkan kemudian memahami dan menilai, kadang setiap kepala bisa berbeda.
Apalagi hanya melihat kemudian memahami dan menilai atau mendengar saja
kemudian memahami dan menilai. Tentu peluang munculnya perbedaan akan semakin
besar. Inilah sebabnya kita jangan sampai diperbudak oleh penilaian atau
prasangka kita sendiri terhadap segala hal yang dikatakan, terjadi dan dialami
oleh orang lain.
Dalam sebuah
hadits diriwayatkan saat perjalanan dalam perang Ahzab Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh janganlah ada seseorang yang melakukan shalat ashar kecuali di
perkampungan Bani Quraidlah.”
Semua pasukan
perang melihat dan mendengar apa yang disabdakan Rasulullah SAW. Tapi apa yang
terjadi saat tiba waktu ashar, ternyata mereka berbeda dalam memahaminya.
Sebagian pasukan menjalankan shalat ashar segera, karena mereka memahami sabda
Nabi SAW sebagai perintah untuk mempercepat perjalanan menuju perkampungan Bani
Quraidlah. Sedangkan sebagiannya lagi baru menjalankan salat asar setelah
sampai di perkampungan Bani Quraidlah sesuai makna harfiah sabda Nabi SAW
tersebut.
Mungkin itulah
sebabnya Allah memberikan arahan agar tidak diperbudak oleh penilaian dan
prasangka sendiri, jika menurut kita, orang lain bisa salah dalam menilai dan
berperasangkah maka kita sendiri juga punya peluang yang sama, bisa salah, bisa
salah faham, bisa benar dan bisa benar faham.
"Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka (buruk), karena
sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hujurat: 12).
Jangan diperbudak Prasangka
Reviewed by islamiro
on
Mei 28, 2021
Rating:
Tidak ada komentar: