Banyak hadits yang melarang ujub dan riya dalam beramal baik, begitupun mencari ilmu dengan tujuan popularitas dan punya massa banyak. Kegemaran seperti itu menjadi godaan yang sangat berat bagi seseorang. Karena popularitas dan banyaknya massa itu menjanjikan kesenangan dan kepuasan yang dapat melalaikan hati dan pikiran terhadap tuhan.
Ihlas, tidak ujub dan riya saat berbagi pengetahuan atau memberi petunjuk jalan hidayah, atau menghadiahkan kegembiraan dan kebahagiaan kepada orang lain, ini lebih mudah diperoleh jika seorang berada pada keadaan atau kondisi yang jauh dari ingar bingar ketenaran dan nikmatnya popularitas.
Ibnu ‘Athaillah Assakandari menggambarkan, biji tumbuhan yang tidak ditanam di dalam tanah, hasilnya bisa mengecewakan bahkan bisa tidak tumbuh samasekali. Sebuah amal baik agar bisa diterima oleh Allah maka harusnya disembunyikan dalam hati. Sebab menyembunyikan amal baik itu lebih mudah meraih keikhlasan.
ادْفِنْ وُجودَكَ في أَرْض الخُمولِ فَما نَبَتَ مِمّا لَمْ يُدْفَنْ لاَ يَتِمُّ نِتَاجُهُ
Menjadi baik dan bermanfaat bagi sesama sambil terus menjaga hati dari tujuan-tujuan popularitas, dapat membuahkan hasil yang sempurna, menggembirakan dan memuaskan hati kelak di akhirat.
Tag :
Belajar Islam