Mengenal Nabi Muhammad SAW Lebih Dekat


Nabi Muhammad adalah manusia yang paling sempurna akhlak dan fisiknya, keluarga dan nasabnya, ilmu dan hikmahnya, sifat dan syafaatnya. Tiada satu pun kekurangan yang ada pada diri Nabi. Para sahabat mengagumi Nabi dengan menyatakan “Nabi diciptakan dengan penciptaan yang sempurna, seakan-akan Nabi diciptakan sesuai dengan yang ia inginkan. Untuk itu sangat terhormat jika kita dapat mengenal Nabi Muhammad lebih dekat, baik melalui Al-Quran maupun hadis. Dengan harapan, perkenalan ini menjadikan kita lebih mencintai Rasulullah lebih dalam dan meneladaninya dalam kehidupan kita.
 
Nabi Muhammad SAW memiliki hati yang sangat baik, sangat lapang, takwa, bersih, lembut dan penyayang. Hati Nabi selalu terjaga sekalipun Nabi tidur. Hati Nabi selalu menghadap Allah swt. dan tidak pernah lalai sedikitpun dari-Nya. Pernah ketika Nabi akan mendirikan shalat malam, Aishah bertanya; ya Rasulullah tidur atau tidakkah engkau sebelum sholat witir? Rasulullah menjawab; “ wahai Aisyah, ketika kedua mataku tiidur hatiku tetap terjaga.
 
Ada beberapa ciri fisik Nabi Muhammad SAW diperkenalkan dalam Al-Quran, misal di surat An-Najm ayat 17. Di situ dijelaskan tentang sifat kedua mata Nabi Muhammad SAW. مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى ‘Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya.’
 
Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari nasab yang mulia dan terhormat. Ketika zina menjadi tradisi yang mengakar di kalangan bangsa Arab saat itu, Nabi dilahirkan dari keluarga yang tidak pernah berzina. Dari Nabi Adam hingga ibunya, Siti Aminah tidak ada satupun garis nasab Nabi yang melahirkan putra mereka dengan berzina, semuanya memiliki keturunan melalui jalur pernikahan yang sah. Garis nasab Nabi adalah nasab terbaik di antara nasab yang ada saat itu. Dari Ibnu ‘Abbas berkata, Nabi saw bersabda: “aku tidak dilahirkan dari hasil zina jahiliyah, seluruh nasabku tidak dilahirkan kecuali dengan nikah yang berdasarkan Islam.”
 
Nabi adalah keturunan Bani Hasyim, kabilah yang paling mulia dan utama pada masa itu. Berdasarkan Hadis dari Aisyah ra. yang bersumber dari Nabi, Jibril berkata: setelah aku mengelilingi barat dan timur aku tidak menemukan seseorang pun yang keutamaannya melebihi Nabi Muhammad saw, dan aku tidak melihat kabilah yang lebih utama dari Bani Hasyim. Nasab Nabi Muhamamd adalah nasab yang paling terhormat dan kehormatannya bersifat abadi, dari waktu ke waktu tidak dapat ditandingi.
 
Selain dilahirkan dari garis keturunan yang mulia, Nabi juga diciptakan dengan sangat sempurna. Seluruh anggota tubuhnya menunjukkan kesempurnaan, diciptakan dengan sangat proporsional tidak terlalu tinggi juga tidak pendek, tidak gemuk dan juga tidak kurus. Semuanya indah, barang siapa yang telah melihatnya dalam mimpi sekalipun tidak akan dapat melupakan kesempurnaan Nabi. Sebagaimana syair indah yang didendangkan Imam Al-Bushiri untuk Nabi:
 
فهو الذى تمّ معناه وصورته   ثم اصطفاه حبيبا بارئ النسـم
منزه عن شريك  في محاسنه   فجوهرالحسن فيه غير منقسم 
 
 Syair ini secara implisit menyatakan bahwa Nabi memiliki kesempurnaan dalam badan dan keindahan wajahnya juga kesemuanya, ditambah dengan kesempurnaan Iman. Aisyah ra. berkata: Wajah Rasulullah selalu bercahaya seakan cahaya rembulan yang terus menyala dikegelapan malam.
 
Jabir bin Samrah menceritakan bahwa ia melihat wajah Nabi di bawah sinar rembulan yang terang, namun wajah Nabi lebih indah dan bersinar dibanding sinar rembulan di malam purnama. Kesempurnaan wajah Nabi juga diikuti dengan pancaran aura kenabian yang dapat membuat hati yang memandangnya menjadi sangat tenang, khusyu’ dan tawadlu’.
 
Rasulullah ketika melihat dikegelapan malam seperti melihat di siang hari yang terang, dan ketika melihat dari belakang seperti melihat dari depan. Apabila menoleh, maka kedua matanya juga akan ikut menoleh, pandangan matanya sangat menyejukkan, lebih banyak melihat ke bawah dibanding ke atas (langit). Dahinya proporsional tidak terlalu luas namun juga tidak tampak sempit, kedua alisnya panjang namun tidak bersambung antara keduanya, sehingga tampak sempurna.
 
Hidung Nabi juga tinggi dari atas, yaitu tengah antara kedua mata. Namun ketinggiannya juga tidak berlebih. Hidungnya luas namun tidak tampak besar dibawahnya. Nabi juga memiliki mulut yang selalu harum. Giginya bersih rapi, tidak saling menumpuk dan tampak putih bersih, karena Nabi selalu bersiwak setiap akan melaksanakan shalat, setelah makan, akan tidur dan bangun tidur.
 
Wajah Nabi, selain memiliki bentuk yang sempurna, juga mengeluarkan dua keagungan; yaitu aura kemuliaan dan keagungan, serta cahaya yang bersinar terang. ‘Amr bin ‘Ash berkata; Jika aku melihat Nabi, Aku tidak sanggup menahan mataku yang dipenuhi dengan aura keagungannya.
 
Dan karena keagungan aura kenabian yang terpancar dari dalam diri Nabi, ketika para sahabat duduk bersama beliau, mereka sangat bergetar hatinya dengan getaran yang sangat hebat. Ibnu Abbas berkata; ketika Nabi berkata bagaikan mengeluarkan cahaya dari kedua bibirnya. Nabi diciptakan dengan sangat sempurna, dan beliau pun menjaganya dengan sangat sempurna. Nabi menjaga seluruh anggota tubuhnya, pakaiannya, lingkungannya, rumah dan masjidnya. Nabi juga selalu membersihkannya sendiri.
 
Selain itu, Nabi memiliki suara yang sangat mulia, Indah dan menenangkan. Anas ra. menyatakan: Allah tidak mengutus Nabi kecuali memiliki wajah yang tampan dan suara yang Indah, Dan Nabi kalian (yaitu Muhammad) memiliki suara dan wajah yang paling indah dibanding sebelumnya. Al-Barra’ bin ‘Azib berkata; Rasulullah membaca surat al-Tin dalam sholat Isya’, dan aku tidak pernah mendengar suara seindah beliau.
 
Kesempurnaan Nabi tidak akan pernah habis dikisahkan, namun hakikatnya kesempurnaan Nabi adalah untuk menunjukkan kemaha Agungan dan kesempurnaan Dzat yang menciptakan. Mencintai Nabi dapat mengantarkan kita dekat dengan Allah subhanahu wa ta’ala, mentaati Nabi juga mengantarkan kita mentaati-Nya. Semoga kita adalah umat yang selalu mendapat syafaat Nabi di dunia dan di akhirat, berjumpa dengan Nabi setiap mata kita terpejam dan meneladaninya setiap kita terbangun. Aamiin.
 
*)Tulisan ini disarikan dari kitab Insan al-Kamil karya Syaikh Muhammad Alwi Al Maliki

islamiro

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah NKRI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak