Di Indonesia telah banyak beredar desain dan jenis mukena, baik jenis mukena terusan atau mukena potongan, dengan bentuk-bentuk yang menarik, yang kadang tidak ada pertimbangan terlebih dahulu tentang kelayakannya dalam menutupi seluruh aurot wanita, seperti tidak adanya kain tambahan yang menutupi bagian di bawah dagu, atau kadang yang terjadi pada pemakai mukena potongan, pada saat sujud dipakai juga untuk sujud (seperti sajadah). Sehingga memunculkan pro dan kontra dalam kaitannya dengan keabsahan sholat. Sebenarnya persoalannya bukan pada mukenanya, tetapi pada muslimahnya. Ketika mereka mau belajar dengan baik syari’at-syari’at agamanya, tentu tidak akan muncul persoalan seperti ini.
Pada bagian ini, hanya akan membahas persoalan yang pertama saja, yaitu, mukena yang tidak ada kain tambahan yang menutupi bagian di bawah dagu. Sehingga banyak kita jumpai kaum hawa yang sholat, sedangkan sebagian aurotnya ada yang terbuka, yaitu area bagian bawah dagu. Telah maklum diketahui bahwa batasan muka (wajah) menurut mazhab Syafii, lebarnya dari telinga satu ke telinga lainnya (telinga termasuk aurot), sedangkan batas panjangnya adalah dari tempat tumbuhnya rambut (di atas kening) sampai ujungnya dagu. Artinya, area bagian bawah dagu adalah aurot yang wajib ditutup dalam mazhab Syafii.
Persoalannya, apakah sah, sholat seorang muslimah yang terbuka bagian bawah dagunya?. Jawabannya tentu sholatnya tidak sah (juga berlaku dalam thowaf), sebagaimana keterangan yang ada pada mazhab Syafii seperti di atas. Namun menurut mazhab lain seperti mazhab Hanafi dan Maliki, bagian bawah dagu tidak termasuk bagian yang wajib tertutupi. Berarti sholatnya sah menurut mazhab Hanafi dan Maliki.
Walhasil, praktik sholat seperti di atas jika terjadi pada orang awam maka sholatnya sah, karena al-‘am laa mazhaba lahu. Bagi orang yang mengetahui perbedaan ini, jika melakukan sholat dengan praktik seperti di atas, hukum sholatnya juga sah, karena dia tahu dan telah mengikuti mazhab selain Syafii, yaitu mazhab Hanafi atau Maliki. Sebagai muslim ahlussunnah waljamaah kita boleh mengikuti salah satu dari mazhab empat, karena keempat-empat mazhab tersebut adalah mazhab yang benar dan sangat layak diikuti salah satunya. Wallohu a’lam syekh.
#referensi
التهذيب في فقه الإمام الشافعي (١/ 239): وحد الوجه: من منابت شعر الرأس إلى منتهى الذقن طولاً، ومن الأذن إلى الأذن عرضاً. والبياض الذي بين العذار والأذن من الوجه، ووتدا الأذن ليسا من الوجه؛ غير أنه لا يمكن تعميم الوجه بالغسل إلا بغسلهما، وموضع الصدغين من الرأس، والنزعتان من الرأس؛ وهو ما انحسر عنه الشعر من جانبي الرأس، ويستحب غسلهما. وفي موضع التربيع وجهان: قال ابن شريج: "من الوجه". وقال أبو إسحاق: "من الرأس".
قرة العين بفتاوي اسماعيل الزين (صحيفة 52). إن انكشاف ما تحت الذقن من بدن المرأة في حال الصلاة والطواف يضر فيكون مبطلا للصلاة وللطواف وذلك لأنه دخل في عموم كلامهم فيما يجب ستره إلى ان قال وأما عند غيرهم كسادة الحنفية وسادة المالكية فإن ما تحت الذقن ونحوه لا يعد كشفه من المرأة مبطلا للصلاة كما يعلم ذلك من عبارات كتبها مذاهبهم، وحينئذ لووقع ذلك من العاميات التي لم يعرفن كيفية التقليد بمذهب الشافعية فإن صلاتهن صحيحة لإن العامي لا مذهب له وحتى من العارفات بمذهب الشافعية ممن يرى ذلك فأن صلاتهن صحيحة لأن أهل مذاهب الأربعة كلهم على هدى فجزاهم الله خير الجزاء اهـ
Tag :
Bahtsul Masail
0 Comments for "Sahkah Sholat Seorang Muslimah yang Terbuka Bagian Bawah Dagunya? "